PROF. MUSA ASY'ARIE : TINDAKAN REPRESIF POTENSI CIPTAKAN KONFLIK BERDARAH

Prof. Musa Asy'arie (kanan) | Foto : Andy Ahmad
Yogyakarta, elmabda - Pasca kekalahan Ahok di Pilkada DKI, pengusiran Ustadz Sobri, pidato bernada provokasi Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, publik kembali dikejutkan berita pembubaran ormas HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), lantaran dianggap bertentangan dengan NKRI dan Pancasila.  

Menanggapi polemik tersebut, mantan rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Musa Asy'arie, mengungkapkan pandangannya melalui akun pribadi facebook miliknya:

"Akhir-akhir ini terasa ada kegelisahan publik atas kecenderungan radikalisme keagamaan yang mulai berbenturan dengan ideologi negara. Ada desakan kuat agar pemerintah membubarkan ormas yang berlawanan dengan ideologi negara."

Cendekiawan berusia 65 tahun berpandangan, munculnya paham radikal dan menyeruaknya resistensi terhadap pemerintah, lebih dikarenakan gejolak perlawanan atas kesenjangan ekonomi yang terjadi, ketidak-adilan sosial, serta krisis di berbagai lini dalam berbangsa bernegara.

"Radikalisme agama adalah gejala perlawanan atas ketimpangan ekonomi yang menajam, ketidak-adilan sosial yang semakin menjauh, dan tergerusnya karakter bangsa yang majemuk. "

Lanjut Musa, tindakan represif yang dilakukan pemerintah tidak menyelesaikan persoalan pokok negeri ini, melainkan berpotensi menciptakan konflik horizontal yang berdarah-darah.

"Tindakan represif tanpa solusi terhadap akar masalah bangsa, maka hanya akan berdarah-darah.", kata Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam mengakhiri. (el)

No comments

silahkan bergabung di sini..berbagi ilmu secara sopan dan penuh keakraban..