MENGINSTALL SOFTWARE KEMAKMURAN

Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.

Saya spechless, kehabisan kata-kata untuk mengucap. Gemetar. Kalimat-kalimat puja-puji itu mengalir deras, saya mengucapnya agak terbata-bata. Berseling menggumam. Tak mengerti mengapa semua bisa terjadi.

Apa yang saya ceritakan ini murni kisah pribadi, tak hiperbolik. Membukti benar bahwa 88 persen gerakan alam bawah sadar, kentara berpengaruh pada kehidupan nyata.

Persis 3 hari setelah mengikuti Millionaire Mindset Booth Camp (MMBC), saya menghadapi masalah, meski tak sebesar sahabat-sahabat yang lain. Saya memiliki hutang dagang 490 ribu yang harus dilunasi keesokan harinya, sementara uang di kantong tak mencukupi. Saya pun berusaha tenang, kemudian masuk ke rumah ibadah untuk sekedar 'bermeditasi', berusaha menghadirkan sugesti dalam diri,"ini bukan soal punya uang atau tidak, ini soal mindset!".

Sebetulnya mudah saja bagi saya untuk sekedar meminjam lunak dengan meminta kiriman orangtua, namun saya terlalu malu melakukan hal itu. Alhasil semua saya serahkan kepada Tuhan karena saya yakin pasti ada jalan. Saya paksakan diri untuk berserah, pasrah, melepaskan pikiran, menyerap getaran alam, mengingat kembali brain storming yang selama 3 hari 2 malam diberikan.

Lebih sejam melalukan meditasi, saya kembali pulang ke rumah, mengatur nafas, berterima kasih atas segala nikmatNya, juga pada diri sendiri, anggota tubuh yang telah mengerahkan seluruh kemampuannya dalam 'membantu' segala butuh dan ingin. Saya menikmati istirahat malam dengan tenang, berkalung yakin, bahwa esok pasti akan ada jawaban.

Pagi hari, saat mentari mulai menampakkan pijarnya, saya mencoba menghubungi teman, sahabat, kolega, termasuk kepada orang-orang hebat alumni MMBC, membicarakan sesuatu, negosiasi bisnis, salah satunya adalah janji pelunasan hutang kemarin. Selebihnya tegur sapa sulam rindu. Dari sini masalah baru muncul. Entah bagaimana aplikasi whatsapp saya bermasalah. Melintaslah pikiran, "seluruh bentuk negosiasi terancam gagal!"

Kejadian setelah ini agak aneh bagi saya, entah karena meditasi menggerakkan alam bawah sadar atau tidak, saya melakukan sesuatu diluar nalar saya. Handphone android kapasitas RAM 1GB dengan problem whatsappnya saya elus-elus, saya cium sambil berkata, "terima kasih telah menemaniku selama ini, aku sayang kamu. Terima kasih. Terima kasih". Saya lakukan berulang kali, agak terasa menggelikan, namun reaksi berikutnya benar-benar tak saya duga.

Tiba-tiba terlintas ide entah darimana untuk mendownload whatsapp dari laptop, kemudian memindahkannya ke handphone, install dan berhasil. Namun saya masih harap-harap cemas, karena barisan chat yang diharap belum juga muncul, sementara saya harus segera turun menyelesaikan utang termaksud.
  
Saya berpikir jika menggunakan cara lama berarti mindset tak berubah. Tak ada progres. Saya berusaha untuk tenang, pasrah, tawakkal, hingga akhirnya saya putuskan turun melangkah dari rumah. Bismillah.

Mengingat di kantong uang tersisa 90 ribu (minus 400 ribu), saya pergi ke ATM, mencoba melihat apa ada cukup dana untuk menyelesaikan hutang, namun ternyata tidak, meskipun komisi bisnis MLM (Menggunakan Lalu Menikmati) berhasil saya tarik 250 ribu, masih butuh tambahan 240 ribu lagi.

Sampai disini, sebagaimana yang telah diucapkan para mentor, ikuti petunjuk alam, jangan mencela, bersyukur akan pemberian Tuhan. Dia punya cara tak terbatas dalam memberikan pertolongan kepada hambaNya. Selesai dari ATM, saya menghela nafas sejenak, dan melanjutkan perjalanan. 

Tiba di kantor sesuai janji, saya bertemu Pak Rudi. Kami pun bercerita hangat, hingga pada akhirnya saya melampirkan maaf, baru bisa membayar seadanya, sebagai bukti niat menunai janji. Dan alhamdulillah, atas perkenan Allah, beliau memberikan senyum ringan kepada saya, membolehkan saya menyelesaikan sisanya di lain waktu. Spontan tak henti-hentinya saya bersyukur.

Ketika kami berpisah, saya kembali ke rumah, namun menyempatkan diri untuk sekedar menjeda lelah di Kedai Kopi, dalam keadaan whatssapp masih setengah error dan banyak komunikasi yang terputus. Namun saya tetap yakin, sesuatu terjadi pasti karena ada alasannya.

Belum 15 menit saya duduk, secara mengejutkan aplikasi chat semilyar umat kembali seperti semula. Bahkan lebih ringan dan lebih cepat, seakan-akan handphone ini benda hidup yang mendengar do'a, merasakan vibrasi, lalu memperbaiki dirinya sendiri. Entah bagaimana penjelasan ilmiahnya saya tidak mengerti.

Satu-persatu obrolan masuk. Tanpa disangka sebelumnya dipikir secara sadar akan gagal, justru yang terjadi berbanding terbalik. Seseorang yang tadinya putus stalking ternyata telah mengirimkan sejumlah uang ke ATM, menyusul 1 orang lain bertanya pada saya tentang prospek bisnis yang saya jalankan. Subhanallah Allahu Akbar. Sontak saya langsung menelepon ibu, meminta maaf, mengucapkan terima kasih, memeluknya dari kejauhan.

Tak berhenti sampai di situ, saya dihubungi oleh istri saya, bahwa ada orang yang mau isi pulsa. Tak lama berselang, menurut pengakuan istri, pelanggan berdatangan berduyun-duyun, dalam bilangan menit, seperti ada sedotan magnet, dari sore hingga malam hari, berlanjut di hari berikutnya. Saya sampai kewalahan, apalagi istri saya. Saya membantu pengisian  pulsa dari jauh, sementara istri langsung menghadapi konsumen. Saya kaget berdecak kagum teriring rasa syukur, selama 6 bulan terakhir saya berjualan pulsa, sama sekali belum pernah mengalami hal seperti ini. Penghasilan yang saya dapat lebih dari sekedar untuk melunasi hutang.

Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar. Saya tak mampu berkata-kata lagi, apalagi bermain frasa. Tangan saya gemetar, bahkan ketika saya menuliskan ini. Bukan tersebab meminum kopi berkafein tinggi.

Melalui peristiwa ini, saya jadi semakin yakin bahwasanya Allah tergantung prasangka hambaNya. Apa yang saya alami ini barangkali hanyalah  potret kecil diantara kisah-kisah sahabat alumni MMBC yang lain. Dalam sebuah grup chat, saya memperhatikan - menyimak, diselingi senyum-senyum bahagia. Ada diantara sahabat MMBC yang berhasil deal 22 hektar lahan setelah acara, ada yang mendapat tawaran hotel strategis banting harga, malah ada salah satu jomblo yang akhirnya memberanikan diri melamar kekasihnya. Menembus mental blok.

Pesan yang saya tangkap dari penggemblengan ini adalah, pertama, pada hakikatnya manusia sering menggunakan pikiran sadar yang sejatinya hanya memiliki efek persentase 12 persen dalam kehidupan. Saya sempat merasa larut dan terjebak dalam pikiran sadar itu sehingga membuat diri sulit berkembang. Kedua, manusia dalam menjalankan apakah itu pekerjaan atau bisnis, setidaknya memiliki dua komponen: hard skill dan soft skill. Nah soft skill inilah yang coba dilatih selama karantina. Alasannya karena segala yang bersifat hard skill (kemampuan teknis) sangat mudah dipelajari dan dipraktekkan, dan akan menyesuaikan dengan sendirinya, jika soft skill nya sudah benar. Praktisnya, setiap peserta diminta (dipaksa secara tidak langsung) menginstall software kemakmuran.

baca juga : Selesaikan Semua Transaksi Cukup dengan Sentuhan Tangan

Apakah maksud menginstall software kemakmuran itu?



Tunggu setelah commercial break berikut. ^_^         

No comments

silahkan bergabung di sini..berbagi ilmu secara sopan dan penuh keakraban..